Sebelum Islam pecah jadi Sunni dan Syiah zaman Khalifah Ali karena pemberontakan Mu’awiyah di tahun 37 Hijriyah. 26 tahun setelah wafatnya Nabi. Islam sudah sempurna secara aqidah mau pun fiqih. Islam sudah sempurna sebelum Nabi Muhammad SAW wafat. Jadi baik Sunni dan Syiah yg sebagian besar sahabat Nabi itu aqidah dan ibadahnya sama: Islam.
Zaman Sahabat itu zaman terbaik Islam. Karena Islam saat itu sudah sempurna dan amat murni. Masih banyak orang2 yg melihat langsung amal ibadah Nabi, ngobrol bersama Nabi, berjuang bersama Nabi. Sementara kita di akhir zaman ini belum tentu benar karena sudah diselubungi fitnah.
Islam pecah jadi Sunni dan Syi’ah karena faktor politik. Karena kekuasaan. Pendukung Ali disebut Syiah Ali yg kemudian disebut Syiah saja. Pendukung Muawiyah dan yang netral disebut Sunni. Setelah pecah itulah jalan sendiri-sendiri.
Imam Ja’far Ash Shadiq yg merupakan guru dari Imam Malik dan Imam Abu Hañifah membentuk Mazhab Ja’fari. Imam Malik yg merupakan guru dari Imam Syafi’ie membentuk mazhab Maliki. Imam Abu Hanifah membentuk mazhab Hanafi. Imam Syafi’ie guru dari Imam Ahmad bin Hanbal membentuk mazhab Syafi’ie. Imam Ahmad bin Hanbal membentuk mazhab Hanbali. Mereka semua punya hubungan guru dan murid.
Dari sini juga perawi hadits Sunni dan Syiah jalan sendiri2. Imam Kulayni bikin kitab hadits Al Kafi. Imam Bukhari, Imam Muslim dsb bikin kitab Shahih Bukhari, Shahih Muslim dsb. Sebagian perawi haditsnya dari Syiah bahkan di Rijalul Hadits ada yg disebut Rafidhi karena tak membolehkan orang bernama Mu’awiyah masuk ke rumahnya.
Ada juga percampuran Ilmu misalnya orang Syiah belajar dari ulama Sunni dan orang Sunni belajar dari ulama Syiah. Contoh kitab Subulus Salam yg biasa diajarkan di pesantren2 NU ternyata disusun oleh ulama Syiah.
Cuma sekali lagi zaman Nabi Islam sudah sempurna. Jadi saat para sahabat pecah jadi Sunni dan Syiah, Islam mereka sudah sempurna meski saat itu mazhab fiqih dan kitab2 hadits belum ditulis.
Jadi keliru karena Syiah beda dgn Sunni langsung dibilang bukan Islam. Pelajari dulu sejarah Islam dari berbagai sumber. Bukan dgn 1 mata.
Penghinaan terhadap Istri dan Sahabat Nabi
Sebelumnya kita tegaskan bahwa menghina istri Nabi Siti ‘Aisyah ra dan menghina Khulafaur Rosyidiin seperti Abu Bakar ra, Umar bin Khoththob ra, Usman bin Affan ra, dan Ali bin Abi Talib ra adalah perbuatan yang sesat. Harusnya dapat sanksi hukum misalnya 10 tahun penjara atau lebih berat lagi.
Syi’ah Rafidhoh yang gemar menghina istri dan sahabat Nabi seperti Yasir Habib dan Tawhidi ternyata dipelihara Zionis Yahudi untuk memecah-belah Islam. Video Yasir Habib saat syahadah sering disebar ole Wahabi.
Untuk menimbulkan kemarahan dan perang sesama Islam tentunya. Yasir Habib ternyata dipelihara London dan diberi dana untuk bikin Fadak TV. Tawhidi yang sekarang diundang ke Indonesia oleh Emilia Renita dari Oase dipelihara oleh Australia. Gunanya untuk membuat Indonesia kacau.
Bukan cuma istri dan sahabat Nabi yang dihina oleh Rafidhi macam Yasir Habib. Bahkan Imam tertinggi Syi’ah pun seperti Ali Khamenei mereka hina karena mengharamkan penghinaan tsb.
Ahmadinejad: Siapa Menghina Sahabat Rasulullah Sekutu Musuh Islam
Presiden Ahmadinejad menandaskan, “Dari tribun ini saya tegaskan bahwa barang siapa di mana pun ia berada menghina sahabat Rasulullah saw, maka ia bukanlah seorang muslim dan tidak bergerak di atas jalan Islam. Ia tidak lebih hanyalah kaki tangan dan alat mainan musuh-musuh asing.”
Sekarang kita lihat asal muasal penghinaan terhadap istri dan sahabat Nabi.
Saya dulu merasa kehidupan semua sahabat rukun dan damai. Itu benar di zaman Nabi. Saat Nabi wafat, timbul perdebatan siapa yang berhak menjadi pemimpin ummat Islam sebagai Nabi.
Kaum Syi’ah umumnya berpendapat Ali berhak menjadi Khalifah. Sementara mayoritas sahabat mengangkat Abu Bakar ra sebagai Khalifah. Suka tidak suka, semua sahabat membai’at Abu Bakar sebagai Khalifah. Termasuk Ali.
Saat Ali jadi khalifah, Siti ‘Aisyah memberontak dalam perang yang disebut Perang Jamal yang menewaskan 17.000 orang. Saat Mu’awiyah berontak dalam perang Siffin pun ada 70.000 Muslim yang tewas. Dari pihak Ali 25.000 orang yang tewas. Dari pihak Mu’awiyah, 45.000 orang yang tewas.
Nah kalau para sahabat ini saling bunuh dalam Perang Jamal dan Perang Siffin, tentu diawali dengan perang lisan dan juga tulisan. Saling hina. Bisa jadi tulisan2 yang mengina sampai ke kita hingga sekarang.
Ini mirip saat Pilpres 2014 antara Jokowi melawan Prabowo di mana masing-masing pengikut menghina yang lain. Bahkan Jokowi difitnah sebagai kafir sehingga keluarlah foto2 Jokowi sedang sholat.
Itulah asal muasal penghinaan istri dan sahabat Nabi. Itu satu lembaran hitam sejarah yang harusnya kita tutup. Menghina istri dan sahabat Nabi yg dilakukan sebagian kaum Syi’ah dan menghina orang tua Nabi yg dilakukan Wahabi itu dosa besar. Cuma kalau taubat dan pemimpinnya mengharamkannya, ya selesai. Allah Maha Pengampun.
Manusia itu sifatnya salah dan lupa. Sebaik2 orang salah adalah orang yang taubat. Nabi Adam dan Nabi Yunus pun pernah salah, tapi begitu tobat, diampuni oleh Allah. Begitu.
Makanya KH Quraish Shihab saat menilai Syi’ah itu sesat atau lurus, beliau juga melihat perkembangan mereka. Yang tobat dan mengharamkan penghinaan thd sahabat ya otomatis tidak sesat. Sebaliknya yang tetap menghina, ini sesat.
Penghinaan pun macam-macam tingkatnya. Dari sekedar kritik yang santun, hingga penghinaan yang amat amat keji. Kitabnya pun ada. Sahabat yang dihina pun macam-macam.
Dari sahabat Abu Bakar ra dan Umar bin Khoththob yang namanya dijamin Nabi masuk surga, hingga Mu’awiyah yang masuk Islam setelah Futuh Mekkah da anaknya Yazid yang anak buahnya memenggal cucu Nabi, Sayyidina Husein ra.
Menghina Siti Aisyah ra, Abu Bakar ra, dan Umar bin Khoththob ra tidak dibenarkan apa pun alasannya. Sesat. Sebaliknya menyatakan bahwa Mu’awiyah berontak terhadap Khalifah Ali atau Yazid yang anak buahnya memenggal cucu Nabi, itu sekedar kritik berdasarkan fakta sejarah. Namun kaum Sunni tetap menjaga lisan mereka untuk tidak mengutuk atau menghina Mu’awiyah dan Yazid. Urusan mereka ada di tangan Allah.
HALAMAN SELANJUTNYA:
How To Make Money Using an Udemy Online Teaching Course
A few decades ago, it was hard to find a good teacher. The only option that you had was to look for one in your area because the Internet was not available at that time. Nowadays, the internet has made it a lot easier to learn from the comfort of home. If you have been thinking of taking a certain course to hone your skills, we suggest that you check out Udemy. Let's find out how people make money on Udemy by launching courses through websites. Read on to know more.
What Is Udemy?
Basically, this platform brings both students and teachers together. As a matter of fact, Udemy is one of the top platforms for online courses. It offers a lot of free tools and support for instructors to develop courses and make money from them.
Udemy allows anyone to create a course and offer it to everyone across the globe through its platform. Nowadays, the platform has more than 15 million students from more than 190 countries. Moreover, it has courses in more than 80 languages.
Launching a Course
If you want to submit a course on Udemy, you may want to follow the steps below. We will talk about each step in detail so you can get started without any problem.
Sign up
First of all, you may want to go to the home page of Udemy and sign up for an account, which will cost you nothing. As soon as you have signed up, you can access tons of free as well as paid courses.
Course creation
After signing up, you can hit the "Teaching" button. The "Create a course" button will show up that you can press to create a course and become a tutor.
Udemy revenue model
For course creation, Udemy won't charge you any fee. On the other hand, for selling, you do have to consider the revenue model offered by the platform. Let's find out more about the revenue model.
Instructor promotion
After a lead generation, the entire revenue goes to the course instructor. For instance, if a lead is generated through the coupon code given by the course creator, the instructor will get the revenue.
Organic traffic
If the course buyer comes to the platform through organic traffic, 50% of the revenue will go to the course creator. And the rest will go to the website. So, there is a lot of money to be made even if you don't use other means to get the word about your courses.
Other revenue sharing model
This revenue sharing ratio can be between 25% and 97%. Actually, the ratio is based on the fact whether the customer comes to the platform via deals, ads or affiliates. So, based on these factors, the revenue can be more or less.
Resources for Udemy
Udemy helps you throughout the process. Whether you are going to create a course or you want to promote, the platform has resources for you. Udemy offers tons of free resources that help you make your course a success. As a matter of fact, the free resources on this platform are on the list of the best advantages of Udemy, as they help you make money from your course without too much struggle.
So, if you have been thinking of creating a course and publishing it on Udemy, we suggest that you take into account the advice given in this article. Just make sure your course is interesting and it can help your students learn new things. And that's all you need in order to sell your courses and make a lot of money.
0 Response to "Sejarah Pecahnya Islam Jadi Sunni dan Syi’ah"
Posting Komentar