![]() ![]() ![]() ![]() |
sumber : infoyunik.com |
Ia berharap cara ini dapat menyenangkan anak-anaknya yang kelaparan karena mengira Ibunya tengah memasak sesuatu. Sungguh potret sisi lain kehidupan yang sangat menyayat hati. Beruntung ada pihak kepolisian setempat yang terenyuh dan segera membantu keluarga Iyah.
Ternyata kondisi seperti ini sudah pernah terjadi pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab. Sebagai pemimpin pada kala itu, Umar sangat terpukul melihat rakyatnya menderita kelaparan, bahkan Ia sampai menghukum dirinya sendiri karena takut mendapat hukuman dari Allah di akhirat kelak. Apa yang dilakukan Umar? Berikut ulasannya.
Pada masanya Umar merupakan pemimpin yang gemar melakukan Blusukan. Namun Blusukan ini dilakukan pada malam hari, sehingga tidak ada satu orang pun yang mengetahui. Dengan cara ini, Umar bisa tahu bagaimana kehidupan rakyat yang dipimpinnya.
Pada suatu ketika itu wiilayah yang dipimpin Umar mengalami peceklik panjang yang disebut dengan tahun Abu. Kondisi ini membuat pohon menjadi mengering, tanah tandus, dan hujan pun tidak kunjung datang sehingga tanah menjadi menghitam layaknya Abu.
Setiap hari Umar memerintahkan aparatnya untuk menyembelih onta dan membagikannya kepada rakyatnya. Hatinya semakin pedih ketika melihat banyak rakyatnya kelaparan. Ia bahkan sempat berdoa, “Ya Allah, jangan sampai umat Muhammad menemui kehancuran di tangan ku.”
Pada masa itu Umar menabukan makan daging, minyak samin, dan susu untuk perutnya sendiri. Hal ini dilakukan untuk memastikan makanan tersebut diberikan kepada rakyatnya. Dan tahukah anda apa yang Ia makan? Umar hanya makan sedikit roti dengan minyak zaitun.
Namun perutnya kian bertambah panas dan berbunyi nyaring. Jika sudah demikian, Ia menabuhkan perutnya dengan jemari dan berkata, “Berkeronconglah sesukamu, dan kau akan tetap menjumpai minyak, sampai rakyatku bisa kenyang dan hidup dengan wajar.”
Pada suatu malam Umar mengadakan blusukan dengan sahabatnya yang bernama Aslam. Ia ingin mengetahui kehidupan rakyatnya. Umar khawatir jika ada hak-hak mereka yang belum ditunaikan oleh aparat pemerintahannya.
Sampailah Ia di suatu perkampungan kecil di wilayah Madinah. Saat melakukan perjalanan di kampung yang tandus tersebut, Umar menemukan tenda lusuh ditengah-tengah gurun tandus tersebut.
Dari dalam tenda Ia mendengar gadis kecil menangis yang tidak berhenti. Saat akan mendekati tenda itu, Umar terkaget karena melihat seorang wanita dewasa sedang duduk diperapian. Wanita tersebut terlihat mengaduk-aduk bejana di atas tungku api. Asap mengepul-ngepul dari panci itu, sementara si ibu terus saja mengaduk-aduk isi panci dengan sebuah sendok kayu yang panjang.
“Assalamu’alaikum,” Umar memberi salam.
Mendengar salam Umar, ibu itu mendongakan kepala seraya menjawab salam Umar. Tapi setelah itu, ia kembali pada pekerjaannya mengaduk-aduk isi panci.
“Siapakah gerangan yang menangis di dalam itu?” tanya Umar.
Dengan sedikit tak peduli, ibu itu menjawab, “Anakku….”
“Apakah ia sakit?”
“Tidak,” jawab si ibu lagi. “Ia kelaparan.”
Mendengar hal tersebut, Umar dan Aslam tertegun lama. Namun mereka tidak banyak bicara dan tetap duduk di depan kemah sampai lebih dari satu jam memastikan Ibu tersebut memberikan masakannya kepada anaknya. Namun selama mereka disana gadis kecil di dalam tenda itu tidak berhenti menangis. Sedangkan ibunya terus mengaduk-aduk isi pancinya.
Karena begitu lama, Umar pun merasa tidak habis pikir dengan tindakan yang dilakukan wanita tersebut. Ia berpikir tentang apa yang sedang dimasak oleh ibu itu? karena sudah begitu lama tapi belum juga matang. Karena tak tahan, akhirnya Umar berkata, “Apa yang sedang kau masak, hai Ibu? Kenapa tidak matang-matang juga masakanmu itu?”
Ibu itu menoleh dan menjawab, “Hmmm, kau lihatlah sendiri!”
Umar dan Aslam segera menjenguk ke dalam panci tersebut. Alangkah kagetnya ketika mereka melihat apa yang ada di dalam panci tersebut. Sambil masih terbelalak tak percaya, Umar berteriak, “Apakah kau memasak batu?”
Perempuan itu menjawab dengan menganggukkan kepala.
“Buat apa?”
Namun jawaban ini sungguh membuat hati Umar tersayat-sayat dan sakit. Dengan suara lirih, perempuan itu kembali bersuara menjawab pertanyaan Umar.
“Aku memasak batu-batu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab. Ia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi belum. Lihatlah aku. Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rejeki. Namun ternyata tidak. Sesudah magrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut yang kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar ia bangun dan menangis minta makan.”
Ibu itu diam sejenak. Kemudian ia melanjutkan, “Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya.”
Perkataan tersebut membuat Aslam ingin menegur perempuan itu. Ia ingin menjelaskan bahwa perempuan ini tidak pantas menjelek-jelekan Umar sementara Umar kini sedang berada di hadapannya.
Namun Umar sempat mencegah Aslam dan dengan air mata yang berlinang Ia cepat-cepat pulang ke Madinah. Tanpa istirahat lagi, Umar segera memikul gandum di punggungnya, untuk diberikan kepada janda yang sengsara itu.
Karena Umar bin Khattab terlihat keletihan, Aslam berkata, “Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku saya yang memikul karung itu….”
Dengan wajah merah padam, Umar menjawab sebat, “Aslam, jangan jerumuskan aku ke dalam neraka. Engkau akan menggantikan aku memikul beban ini, apakah kau kira engkau akan mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?”
Jawaban ini membuat Aslam tertunduk. Ia masih berdiri mematung, ketika tersuruk-suruk Khalifah Umar bin Khattab berjuang memikul karung gandum itu.
Khalifah Umar segera mengajak keluarga miskin tersebut makan setelah masakannya matang. Melihat mereka bisa makan, hati Khalifah Umar terasa tenang. Makanan habis dan Khalifah Umar berpamitan. Dia juga meminta wanita tersebut menemui Khalifah keesokan harinya.
"Berkatalah yang baik-baik. Besok temuilah Amirul Mukminin dan kau bisa temui aku juga di sana. Insya Allah dia akan mencukupimu," kata Khalifah Umar.
Dan benar, keesokannya wanita tersebut menemui Amirul Mukminin. Ia begitu kaget melihat sosok Amirul Mukminin yang ternyata adalah orang yang telah memasakkan makanan untuk dia dan anaknya.
"Aku mohon maaf. Aku telah menyumpahi dengan kata-kata dzalim kepada engkau. Aku siap dihukum," kata wanita itu.
"Ibu tidak bersalah, akulah yang bersalah. Aku berdosa membiarkan seorang ibu dan anak kelaparan di wilayah kekuasaanku. Bagaimana aku mempertanggungjawabkan ini di hadapan Allah? Maafkan aku, ibu," kata Khalifah Umar.
Sejatinya seorang pemimpin harus dan wajib berempati kepada nasib rakyatnya. Bahkan seorang pemimpin yang baik, harus memastikan semua rakyatnya kenyang terlebih dahulu sebelum dia makan sesuatu.
sumber : (infoyunik.com)
HALAMAN SELANJUTNYA:
How To Make Money Using an Udemy Online Teaching Course A few decades ago, it was hard to find a good teacher. The only option that you had was to look for one in your area because the Internet was not available at that time. Nowadays, the internet has made it a lot easier to learn from the comfort of home. If you have been thinking of taking a certain course to hone your skills, we suggest that you check out Udemy. Let's find out how people make money on Udemy by launching courses through websites. Read on to know more. What Is Udemy? Basically, this platform brings both students and teachers together. As a matter of fact, Udemy is one of the top platforms for online courses. It offers a lot of free tools and support for instructors to develop courses and make money from them. Udemy allows anyone to create a course and offer it to everyone across the globe through its platform. Nowadays, the platform has more than 15 million students from more than 190 countries. Moreover, it has courses in more than 80 languages. Launching a Course If you want to submit a course on Udemy, you may want to follow the steps below. We will talk about each step in detail so you can get started without any problem. Sign up First of all, you may want to go to the home page of Udemy and sign up for an account, which will cost you nothing. As soon as you have signed up, you can access tons of free as well as paid courses. Course creation After signing up, you can hit the "Teaching" button. The "Create a course" button will show up that you can press to create a course and become a tutor. Udemy revenue model For course creation, Udemy won't charge you any fee. On the other hand, for selling, you do have to consider the revenue model offered by the platform. Let's find out more about the revenue model. Instructor promotion After a lead generation, the entire revenue goes to the course instructor. For instance, if a lead is generated through the coupon code given by the course creator, the instructor will get the revenue. Organic traffic If the course buyer comes to the platform through organic traffic, 50% of the revenue will go to the course creator. And the rest will go to the website. So, there is a lot of money to be made even if you don't use other means to get the word about your courses. Other revenue sharing model This revenue sharing ratio can be between 25% and 97%. Actually, the ratio is based on the fact whether the customer comes to the platform via deals, ads or affiliates. So, based on these factors, the revenue can be more or less. Resources for Udemy Udemy helps you throughout the process. Whether you are going to create a course or you want to promote, the platform has resources for you. Udemy offers tons of free resources that help you make your course a success. As a matter of fact, the free resources on this platform are on the list of the best advantages of Udemy, as they help you make money from your course without too much struggle. So, if you have been thinking of creating a course and publishing it on Udemy, we suggest that you take into account the advice given in this article. Just make sure your course is interesting and it can help your students learn new things. And that's all you need in order to sell your courses and make a lot of money.
0 Response to "Inilah Yg Di Lakukan Oleh Umar Bin Khatab R.a Ketika Rakyatnya Masak Batu Karena Miskin "
Posting Komentar